Hot Pool

“Nanti, selama aku di Swiss kamunya jangan nakal ya. Termasuk sama pacar kamu, gak boleh make sex kayak kita begini. Your whole body is mine. Nanti, bakal aku ambil alih lagi Ca.” bisik Ghazam di telinga gadis tersebut.

“Aaah, K-kak. Bisa dikeluarin dulu gak punya kamunya. Udah selesai juga kan?” rintih Varisha sebab lelaki tersebut kini masih membiarkan miliknya terbenam di dalam milik puan tersebut.

We’re not done yet. Bangun, kita pindah ke kolam,” ucap Ghazam yang kini sudah bangun dari posisi awalnya.

Naked?

“Iya,” jawab Ghazam singkat.

“Gakpapa, gak ada orang lain, ayo atau mau aku gendong aja?”

“Mau digendong,” ucap puan tersebut manja.

Okay, let’s go!” sahut Ghazam sembari ia menggendong tubuh polos sang puan dengan gaya bridal style menuju ke kolam renang yang terletak di arah luar villa tersebut.

“Asshhhh…”

“Kenapa? Dingin ya?” tanya Ghazam seusai ia dan sang puan memasuki area kolam renang tersebut.

“Sedikit,” sahut Varisha sembari memeluk erat ceruk leher lelaki tersebut.

“Mau naik lagi aja?” tanya Ghazam yang sedikit khawatir.

“Gak, aku mau coba main di sini,” jawab puan tersebut santai.

Okay,”

“Ashhhh,” rintih sang puan tatkala milik lelaki tersebut kembali memasuki area sensitif miliknya. Lalu, tubuhnya pun ikut terdorong hingga ke ujung dinding tepian kolam renang tersebut sebab pergerakan lelaki tersebut mulai membuatnya kewalahan.

Faster…” ucap puan tersebut seraya ia menciumi area ceruk leher lelaki tersebut.

Sure, as you wish Mommy,” sahut Ghazam kemudian ia pun semakin mempercepat ritme gerakannya di dalam liang hangat sang puan.

Mommy,” panggil Ghazam seraya menatap dalam wajah sang puan yang kini tengah kacau akibat ulahnya.

“Hm?”

“Udah berapa kali main sama pacar kamu yang sekarang?” tanya Ghazam sembari ia terus memompa miliknya.

“Ahhh, g-gak tau,” jawab Varisha tatkala lelaki tersebut dengan sengaja memperdalam hujamannya.

“Hmm, kira-kira banyakan punya aku atau dia yang masuk ke sini? Hm?” tanya Ghazam seraya ia meletakkan dua jemarinya di dalam mulut gadis tersebut.

“Uhukk, k-kamu,” ucap Varisha terbatuk-batuk sebab lelaki tersebut dengan sengaja memasukkan kedua jemari tersebut ke dalam mulutnya.

Good answer! Taunya aku besok-besok dia gak boleh pake badan kamu. Semua ini punya aku, terlebih ini,”

“Ahhhh, f-fuck… I’m cumming,” racau sang puan tatkala lelaki tersebut dengan sengaja menambahkan rangsangan dengan kedua jarinya di area sensitif sang puan.

I’m not done yet, buka lagi kakinya,” ucap Ghazam seraya membuka kedua kaki sang puan yang masih bergetar tersebut untuk mempermudah aksesnya.

“Aaahh…”

“Atau aku keluarin di dalem aja ya? Biar nanti kamunya bisa ikut aku aja,”  ucap Ghazam sembari ia kembali menghentak dalam miliknya.

P-please, ahhh, j-jangan Kak,” ucap Varisha memohon.

S-shit… J-jangan dilepas, Ca.” ucap Ghazam geram sebab gadis tersebut berusaha untuk melepaskan dirinya dari tubuh lelaki tersebut.

“T-tapi j-jangan dikeluarin di dalem, K-kak,” pinta puan tersebut memohon.

I won’t Mommy,”

“Pegangan, biar aku gendong,” ucap Ghazam yang kini tengah mencoba gaya baru dengan cara menggendong tubuh polos gadis tersebut di dalam rengkuhannya.

Shit…

Harder please,” pinta puan tersebut.

Usai mendengarkan permintaan puan tersebut, Ghazam pun kini mulai menggerakkan miliknya dengan hentakan yang cukup dalam dan kasar. Perpaduan gerakan tubuh mereka dengan air kolam yang bergerak berhasil menciptakan ritme suara yang cukup berisik di tengah kesyahduan malam gulita.

I’m cumming,” rintih sang puan seraya ia merekatkan pelukannya di tubuh lelaki tersebut.

Cum for me Mommy,” ucap Ghazam seraya ia melepaskan miliknya sebab ia pun mencapai titik klimaksnya bersamaan dengan puan tersebut.

“Shhhhhh, f-fuck,” racau gadis tersebut dengan tubuhnya yang bergetar hebat di dalam pelukan erat lelaki tersebut.

Cup! 
Thanks Mommy,” ucap Ghazam sembari ia memberikan beberapa kecupan hangat di wajah gadis tersebut guna mengakhiri sesi kegiatan panas di antara keduanya malam itu. 



Leave a comment

Design a site like this with WordPress.com
Get started