Retie the Knot

The phrase retie the knot refers to the act of getting re-married.

Malam panas tersebut lekas diakhiri dengan kecupan hangat yang mendarat tepat di kening sang puan. Sudah begitu lama bagi keduanya tak menghabiskan waktu intim berdua seperti ini setelah kelahiran anak kedua mereka. Akhir-akhir ini keduanya lebih banyak menghabiskan waktu mereka dengan memfokuskan banyak perhatian kepada sang putra bungsu. Maka dari itu, untuk sesekali Dhirgam memutuskan untuk membawa sang istri untuk beristirahat sejenak dari kesibukannya sebagai seorang ibu.

“Mas keluar di dalam ya?” tanya Sadhira seraya memeluk erat lengan kokoh sang suami yang kini tengah berbaring di sebelahnya.

“Iya.”

Ihhh, nanti jadi adonannya gimana?”

“Kan katanya mau buat baby yang ketiga?” tanya Dhirgam seraya menyambut pelukan sang istri di balik selimut putih tersebut.

Oh, iya ya? Lupa hehehe…

“Aku pengen babynya kembar deh Mas, satu cewek satu cowok gitu. Biar nanti di rumah kita makin ramai,” ucap Sadhira mengutarakan keinginannya sejak dulu.

Aamiin, berdoa aja dulu semoga yang di atas berkenan ngabulin permintaan kita.”

Aamiin…” ucap sang puan tulus.

Di usia pernikahan keduanya yang sudah melewati beberapa tahun lamanya, baik ia maupun suami kini sudah banyak belajar dari penggalan kisah mereka yang terdahulu. Tentu saja ego yang tertanam pada diri mereka masing-masing masih tetap ada, namun keduanya lebih memilih untuk meredam nilai yang tak baik tersebut agar tak saling melukai perasaan di antara keduanya.

Saling mempercayai satu sama lain juga menjadi poin penting bagi keduanya dalam mempertahankan hubungan rumah tangga mereka. Baik Dhirgam maupun Sadhira, keduanya tak segan untuk menutup rapat telinganya dari bisikan luar sebelum mereka bertemu tatap untuk saling membenahi problema yang ada. Menjelaskan dan mendengarkan terlebih dahulu tentang apa yang ingin disampaikan oleh pasangan adalah sebuah keharusan sebelum ihwal yang ada sudah terlanjur dibumbui oleh orang lain.

Cup!

Finally, we retie the knot. Semoga simpulnya gak akan lepas lagi sampai kita tua nanti ya, Sha,” ucap Dhirgam tulus seraya mengelus pelan wajah manis sang puan yang tengah berbaring nyaman di sebelahnya.

Aamiin, Mas. Kita harus pegang simpulnya kuat-kuat biar gak lepas lagi kayak dulu.”

“Ya. I’ll try my best, Sha…



Leave a comment

Design a site like this with WordPress.com
Get started