Just One Round

“Kenapa di kunci? Minggir,” ucap Varisha yang mulai merasa panik sebab ia tahu kemana arah selanjutnya dari gelagat sang suami.

“Aku cuma mau cek period kamu beneran udah selesai atau belum,”

“Dibilang udah!” jawab sang puan sedikit panik.

“Gak, aku mau cek dan liat sendiri. Lepas apronnya,”

“G-gak…”

“Aku robekin semua ya baju kamu?” ancam lelaki tersebut sembari mendekati presensi sang istri.

“Ghazam!” pekik perempuan tersebut tatkala sang suami secara tiba-tiba menggendong tubuhnya kemudian membawanya kembali berbaring di atas ranjang.

“Satu ronde aja, Mom. Janji, abis ini aku siap-siap berangkat ke kantor,” ucap Ghazam nakal sembari ia membuka satu persatu helaian pakaian yang menempel di tubuh sang istri.

Lalu, tak lupa ia memyingkirkan semua bantal dan selimut yang berada di atas ranjang tersebut agar tak mengganggu aktivitas panasnya di pagi ini bersama sang istri.

“K-kak, satu ronde aja ya? Aku gak bisa lama-lama. Aku mau ke bakery nemenin Genta ke agen,” pinta sang puan kepada sang suami.

“Iya, kalau inget,” balas Ghazam yang kini menyusul sang istri yang sudah tak mengenakan satu helai pakaian apapun.

Dusta, seharusnya sedari awal Varisha tak mempercayai sedikitpun bujukan dari sang suami. Untuk ke sekian kalinya lagi lagi ia tertipu akan bujukan dan rayuan dari lelaki tersebut.

“Mom, boleh ya nanti keluarnya di dalem?” izin lelaki tersebut sembari ia membuka lebar kedua kaki sang istri.

“Shhhhhh… K-kak…” rintih sang puan tatkala bibir hangat sang suami kini datang menyapu titik sensitifnya. Kepalanya mulai terasa berat sesaat sang suami terus menerus memberinya rangsangan di area kewanitaannya. Bahkan tak segan, lelaki tersebut kini menambahkan jarinya sehingga berhasil membuat sang puan menggeliatkan tubuhnya tak tentu arah akibat aksi nakal yang ia lakukan.

“Mau ditambah satu jari lagi, Mom?” tawar Ghazam sembari menatap puas wajah sang istri yang terlihat sedang kacau.

“Ahh, g-gak, enough K-kak… No, please f-fuck,” protes sang puan sebab lelaki tersebut kini dengan sengaja menambahkan satu jari lagi untuk memancing wanitanya.

“K-kak… I’m gonna cum, u-udah lepasin,”

“Minta dilepasin tapi kenapa pahanya malah dijepit rapet, hm? tanya lelaki tersebut sembari ia mempercepat gerakannya pada area sensitif sang istri.

“Oh, g-gosh… I’m cumming,”

Tak membiarkan sang istri menikmati titik klimaksnya, kini Ghazam pun dengan sengaja kembali mengulang aksi sebelumnya dengan memasukkan kembali jarinya ke dalam liang sang istri. Kembali ia mempercepat gerakannya sembari jemari tangannya yang lain mengobrak-abrik mulut sang puan.

“A-ampun u-udah,” ucap sang puan tak terlalu jelas seusai pelepasannya kembali tiba. Ghazam yang mengerti akan kode ucapan sang istri kemudian lantas memberi kecupan hangat untuk menenangkan wanitanya.

“Did I hurt you? Ada yang sakit Mom?” tanya Ghazam memastikan.

Plak!
“N-ngeselin tau!” jawab Varisha kesal sembari ia memukul pelan dada bidang sang suami.

“Hahaha, sorry. Aku lanjutin ya? Boleh ganti posisi? Nungging Mom,” pinta lelaki tersebut sembari membawa tubuh polos sang istri pada posisi favoritnya.

“G-gak mau aku blow dulu Kak?” tawar Varisha kepada sang suami.

“Gak usah, nanti makan waktu,” tolak Ghazam seraya ia mulai mengarahkan miliknya pada milik sang istri.

“Uhhh, f-fuck…”

Setalah miliknya sepenuhnya masuk, lantas ia pun mulai menggerakkan keseluruhan milknya di dalam milik sang istri diawali dengan tempo pelan hingga ke tempo yang lumayan kuat. Sesekali ia menambah tamparan keras di pinggul sang istri sehingga hal tersebut berhasil membuat jiplakan merah pada pinggul mulus tersebut.

“Shhhhh, Daddy, it’s too deep…” rintih Varisha tatkala milik sang suami mulai menerjang jauh ke titik sensitifnya.

“It’s good for you, Mommy. Let me seed you there. Biar semennya gak banyak kebuang,” bisik Ghazam seraya ia menusuk tajam miliknya di dalam liang sang istri.

“Daddy, I wanna cum,”

“Bareng Mom, tahan sebentar lagi,” balas Ghazam sembari ia terus memberi hujaman kasar pada sang istri.

“Shhhhhh, no… Please, let me cum K-kak,” mohon sang puan tak tahan.

“Aight, barengan,” jawab lelaki tersebut yang akhirnya mengizinkan sang puan untuk melepaskan titik klimaksnya bersama.

Seketika tubuh sang puan limbung bersamaan dengan kedua kakinya yang masih bergetar serta cairan kental yang kini mulai menyeruak keluar dari liang kewanitaannya.

Cup!
“Gak usah aja ya ke bakery hari ini. Nanti biar aku yang ngomong sama Genta,” bisik Ghazam yang belum melepaskan miliknya dari dalam milik sang istri.

“K-kak…”

“Abang Gavin udah berangkat belum ya? Soalnya Pak Mis gak masuk hari ini jadi gak ada yang anter Abang ke sekolah. Kamu tolong cek dulu ke bawah,” ucap Varisha dengan suara pelannya.

“Shit, aku lupa Mom. Semalem Abang Gavin minta anterin aku emang,”

“Kan! Kebiasaan kamu!” sahut Varisha kesal.

“Bentar, astaga. Aku bersih-bersih dulu,” ucap lelaki tersebut sebelum menghilang dari kamar tersebut menuju toilet.




Leave a comment

Design a site like this with WordPress.com
Get started