“Mommy…” panggil gadis kecil tersebut seraya ia menatap wajah sang Ibu yang berada di sebelahnya.
“Iya, Adek. Kenapa?”
“Udah tiga hari ini Adek gak liat Daddy di rumah. Daddy kemana Mom? Kenapa Daddy gak pulang?”
Varisha pun sontak terdiam usai mendengarkan penuturang sang anak. Lisannya terasa kelu untuk mengucapkan fakta yang nyatanya begitu menyakitkan jikalau sang anak tau akan kebenarannya. Namun tak begitu sulit baginya untuk mengelak dan menyembunyikan fakta tentang keadaan yang sesungguhnya. Tak jarang puan tersebut memutar cerita agar kedua anaknya tak merasakan rasa sakit yang sama seperti yang kini tengah ia dan anak tertuanya alami.
“Daddy lagi ada kerjaan di luar kota Adek, jadinya Daddy gak pulang-pulang. Nanti, Daddy pasti bakal balik lagi kok ke sini. Adek jangan khawatir ya,” jawab Varisha berbohong.
“Hmm, I miss my Daddy so much. Adek mau nunjukin hasil gambaran Adek waktu itu ke Daddy,”
“Oh, gambaran Adek yang ada istana sama Princessnya itu ya?” tanya Varisha yang ingat dengan karya sang anak beberapa waktu lalu.
“Iya Mommy, ini liat. Di sini udah Adek tambahin gambarannya. Ada istananya, ada princess yang mirip Adek, ada Prince yang mirip Abang Ai dan Abang Gavin. Ada juga King yang mirip Daddy, dan Queen cantik yang mirip Mommy,” jelas gadis kecil tersebut seraya ia menunjukkan satu persatu objek yang ia gambar.
“Wah keren gambaran Adek! Lengkap ya, kita semua ada di sini,”
“Iya Mommy,”
“Hmm, ini apa Dek? Dua orang yang pakai baju hitam ini siapa? Adek salah gambar ya?” tanya sang puan usai melihat dia objek abstrak yang berada di atas kertas gambar tersebut.
“Gak Mommy, itu gambaran Adek juga,”
“Gambaran Adek? Maksudnya apa? Kok mereka beda bentuknya?”
“Di sini mereka jahat Mommy. Anak kecil ini adalah anaknya perempuan ini, mereka punya niat buruk buat ngehancurin istana kita Mommy,”
Seketika Varisha terdiam usai mendengarkan penuturan sang anak. Hatinya lagi-lagi mencelos untuk kesekian kalinya usai mengingat kenangan pahit yang kini tengah ia lewati. Bulir air matanya pun tak dapat lagi ia bendung di hadapan sang anak. Batinnya sakit, jiwanya pun lagi-lagi terluka.
“Mommy? Mommy kenapa nangis? Gambaran Adek jelek ya? Adek buang aja ya Mommy?” ucap sang anak khawatir.
“Ah, g-gak sayang. Maaf, mata Mommy tadi kelilipan jadinya nangis sedikit hehe,” sahut wanita tersebut mengelak.
“Udah, disimpen dulu ya gambarannya. Udah malem, saatnya kita tidur. Okay?”
“Hmm, ya Mommy,” jawab gadis kecil bernama Vaneeza tersebut.
Cup!
“Sleep tight, Princess. Have a good sleep!” bisik Varisha seusai ia memeberi kecupan hangat di kening sang anak.
Cup!
“Mommy juga,” balas gadis kecil tersebut seraya membalas kecupan sang Ibu sebelum ia pergi ke alam mimpi.
Leave a comment