Gotcha!

Usai ia menyelesaikan ritual panggilan alamnya, Fariz pun lantas bergegas keluar dari toilet hotel tersebut. Sesekali ia merapikan kembali setelan kemeja berwarna broken white tersebut seraya ia berjalan menuju ruangan tujuannya.

Belum sampai ke ruangan, tiba-tiba saja secara tak sengaja ia menabrak seseorang perempuan dari arah berlawanan. Keduanya sama-sama tak mmelihat sebab Fariz kini tengah sibuk membenahi pakaiannya sedangkan perempuan di hadapannya tengah sibuk dengan ponsel genggamnya. Alhasil, ponsel yang tengah berada di genggaman perempuan tersebut akhirnya terpental jatuh tak jauh dari tempat keduanya berdiri.

“Ah, s-sorry. Maaf, Mba saya gak liat,” ucap Fariz yang lantas bergegas membantu wanita tersebut untuk mengambil ponselnya yang jatuh.

“Iya, gak pa-” jawab sang perempuan terhenti usai ia melihat presensi seorang laki-lak tak asing yang kini tengah berada di hadapannya.

“Z-zathira?”

Wait, ini beneran kamu? Zathira Saaliha? Aku gak salah liat?” tanya Fariz memastikan sebab tak ia sangka-sangka jikalau ia akan bertemu sang mantan kekasih yang begitu ia rindukan dalam beberapa waktu terakhir.

“Maaf, kayaknya kamu salah orang. Permisi,” jawab sang puan kemudian ia pun lekas berusaha mengambil ponsel miliknya dari lelaki tersebut. Namun sialnya, lelaki tersebut malah memasukkan ponsel miliknya ke dalam kantong celananya.

“Bun?” panggil Fariz sembari ia menggenggam tangan sang puan.

“Kamu kemana aja? Aku nyariin kamu selama ini,”

“Fariz lepasin, balikin handphone aku,” ucap Zathira berusaha untuk melepaskan genggaman jemari lelaki tersebut.

“Gak, sebentar aku mau ngomong dulu sama kamu,”

“Zathira? Kenapa belum masuk ke ruangan?” ucap seorang laki-laki dengan setelan pakaian rapih yang tiba-tiba muncul dari balik ruangan sehingga berhasil membuat Fariz melepaskan genggaman jemarinya pada sang puan.

“Oh? Siapa?” tanya lelaki yang sapa diakrab Danu tersebut.

“O-oh, i-ini s-suami saya Pak hehe. M-mas, kenalin ini Pak Danu kadiv a-aku di kantor. Y-yang aku ceritain ke kamu waktu itu lho,” ucap Zathira spontan sembari ia merangkul tangan lelaki di sebelahnya tanpa ragu,

“O-oh, Pak Danu. Salam kenal Pak Danu, saya Fariz suaminya Zathira,” jawab Fariz lugas mengikuti drama yang kini tengah dibuat oleh sang puan.

“Lagi ada agenda di sini?”

“Iya Pak, ada kegiatan lokakarya di sini,” jawab Fariz santai.

“Bun, ini akunya lanjut dulu ya. Nanti pulangnya kita bareng. Aku tunggu di lobby,” jawab Fariz berpamitan.

“O-oh i-iya Mas, nanti ketemuan di lobby aja,”

“Ya. Mari Pak Danu, saya permisi dulu,” jawab Fariz berpamitan kepada lelaki di hadapannya.

“Ya,”

“Bun, handphone kamu aku yang pegang. Kalau mau ambil, silahkan temui aku di lobby nanti jam 1 ya,” bisik Fariz dengan senyuman kemenangannya sebelum ia pergi meninggalkan sang puan yang masih berdiri terdiam di posisinya.

Fariz brengsek,’ maki gadis tersebut sembari ia mengepal kuat tangannya agar tak emosi.

“Ayo, Zathira. Masuk,”

“I-iya Pak,” jawab puan tersebut kemudian ia pun mengikuti langkah kaki lelaki di depannya dari belakang.



Leave a comment

Design a site like this with WordPress.com
Get started