Fariz dan Lukanya

“Bang, udah Bang!” lerai Marsell seraya ia menahan tubuh seorang lelaki yang lain dan tak bukan merupakan Galang sang tetangga. Entah mungkin ia tengah sial sebab melihat kedua lelaki yang merupakan tetangganya tersebut kini tengah berkelahi di lapangan kecil yang terdapat di komplek perumahannya.

“Iz, berdiri. Pulang ke rumah gue dulu, biar gue obatin dulu,” usul Marsell kepada sahabat karibnya.

“Lo gak tau apa-apa Bang. Yang lo tau di sini cuma gue yang brengsek! Lo gak tau gimana sakitnya perasaan gue dibuat sama Adek lo!” maki Fariz sembari ia menyeka sisa darah segar yang mengucur dari hidungnya.

“Iz, udah gak usah diperpanjang lagi,” ujar Marsell berusaha untuk meredakan emosi di antara ke dua lelaki dewasa tersebut.

“Gue gak masalah mau Ara marah-marah terus sama gue, mau ketus terus sama gue. Gue masih bisa terima itu. Tapi, kalau udah ada main belakang ke gue, gue udah gak bisa tolerir lagi Bang, udah terlalu nyakitin,”

“Kenapa diem? Baru tau kan Bang? Iya, selama ini gue tahanin buat gak ngebeberin ini ke orang lain. Bahkan temennya si Ara, Aca sama si Nawu gak ada gue kasih tau Bang. Perkara motor scoopy gue, itu bukan karena ilang Bang, tapi karena dirusakin sama cowo selingkuhanya Gadara asal lo tau!” ucap Fariz dengan nada tingginya.

“Iz,” ucap Galang pelan sebab ia kini tengah sedikit terkejut dengan pernyataan yang baru saja ia dengar dari lelaki di hadapannya.

“Lo tau apa yang dibilangin Ara ke selingkuhannya tentang gue hah? Lo tau apa? Gue cuma cowok miskin, gak punya apa-apa, cowo yang gak bisa diandelin, nyusahin Gadara doang! Begitu Bang selingkuhannya bilang ke gue langsung. Lo gak percaya? Silahkan tanya Acel sama Azam kalau gak percaya,” ucap Fariz kembali memutar ingatan kelamnya di beberapa waktu yang lalu.

“Sorry Iz,” ucap Galang tak enak.

“Oh ya satu lagi, stop bilang kalau hubungan gue sama Zathira gak etis. Lo sekeluarga mesti tau, gak ada yang salah sama apa yang gue sama Zathira jalanin sekarang. Gue dan Zathira gak selingkuh kayak Gadara, hubungan kami sehat dan baik. Stop mikir soal etis gak etisnya gue macarin Zathira, kalau mau dibandingin apa yang dilakuin ke Gadara ke gue itu jauh lebih gak etis lagi,” ucap Fariz mengingatkan.

“Gue pulang dulu, sorry kalau omongan gue ada yang bikin lo tersinggung, tapi gue harap lo ngerti Bang,”

“Iz, ke rumah gue dulu. Biar gue obatin,” ucap Marsell kepada sahabat karibnya.

“Gak usah, biar gue obatin sendiri aja di rumah,” sahut Fariz yang kini sudah berlalu meninggalkan kedua lelaki tersebut menuju kediaman rumahnya.



Leave a comment

Design a site like this with WordPress.com
Get started