“I miss you so much,” ucap Fariz sembari menghisap kuat harum tubuh sang puan yang menyeruak di indera penciumannya.
“Geli Fariz,” respon perempuan tersebut sebab beberapa janggut halus sang kekasih kini tengah mengusik geli bahunya. Ia pun dengan perlahan sedikit menjauhkan wajah sang kekasih dari bahunya.
“Kamu gak kangen sama aku ya?”
Cup!
“I miss you too my baby boy!” ucap sang puan seusai ia memberikan kecupan hangat agar sang kekasih tak merajuk. Kedua sejoli tersebut kini tengah menghabiskan waktu mereka berdua di kamar sang puan sembari bercengkrama hangat. Seperti biasa, Fariz yang selalu menanggalkan pakaian atasnya kini tengah memeluk erat tubuh ramping puan cantiknya sembari sesekali ia membubuhi area tubuh sang puan dengan beberapa kecupan manisnya.
“Oh ya, by the way apa yang mau kamu omongin ke aku?”
“Oh, iya soal itu…”
“Apa Fariz? Tell me,” ucap sang puan seraya ia menata pelan surai lebat sang kekasih.
“Setelah lulus kuliah nanti, aku mau lanjut cari kerja. Aku juga udah nyiapin beberapa persiapan sedari sekarang biar nanti pas mau ngelamar gak terlalu keteteran,”
“Hmm, okay… Terus?”
“Dan kemungkinan kalau aku udah keterima kerja aku bakalan resign kerja di butik,” imbuh lelaki tersebut berucap pelan.
“Is that okay? A-aku bukan bermaksud buat ninggalin kamu, bukan gitu maksudnya sumpah. Aku bersyukur banget bisa diterima kerja di sini, karena dari hasil kerja di sini aku bisa nyelesain pendidikan aku,”
“Tapi, di sisi lain aku juga mau bergerak lebih maju lagi. Masih banyak goals yang masih harus aku kejar. Termasuk mau serius ke kamu,” tambah Fariz seraya ia mengelus pelan jemari sang puan.
“Untuk sampai di titik itu, aku perlu persiapan yang lebih mateng lagi. Aku mau pas kita sampai di titik itu, aku udah bisa jadi Fariz yang lebih baik lagi dari segi apapun supaya aku dan kamu bisa sama-sama saling ngimbangin,”
“Aku juga punya goals lain untuk keluarga aku, terutama buat Umi dan Abi. Aku pengen Umi dan Abi nginjakin kaki mereka di tanah suci dari hasil jerih payah aku. Pengen kasih hal-hal baik lainnya juga buat Umi & Abi sebagai rasa syukur aku atas segala bentuk dukungan yang selalu mereka kasih buat aku,” ucap Fariz pelan.
“Aku bersyukur bisa kerja di sini, apa yang aku dapatkan dari sini juga udah lumayan banget. But, again… Aku mau coba hal lain yang lebih sesuai lagi sama passion aku. Sesuatu yang mudah-mudahan bisa mempermudah aku buat gapai semua goals aku yang belum kesampaian,”
Cup!
“Fariz, enough. Aku ngerti dan sangat paham sama apa yang kamu bilang barusan. It’s okay, kejar mimpi kamu, lakuin hal apapun yang mau kamu lakuin selagi masih ada kesempatan. Jangan ngerasa gak enak karena kamu harus ninggalin kerjaan di butik. Gakpapa, aku paham dan aku mendukung apapun itu yang mau kamu kejar,” sahut sang puan sembari menangkup wajah sang kekasih dengan kedua tangannya.
Cup!
“Thanks for understanding me love,” ucap Fariz sembari mengecup bibir merah jambu sang puan. Kini ia merasa lega sebab tak disangka, sang kekasih memahami keinginannya.
“Anytime Fariz,” sahut sang puan dengan senyuman hangatnya sambil menyambut pelukan erat dari sang kekasih.
Leave a comment