“Iz, Mbak mau tanya boleh?” ucap Zathira yang kini tengah duduk berhadapan dengan lelaki tersebut sembari memeriksa satu persatu pesanan online yang masuk melalui layar komputernya.
“Oh, iya Mbak silahkan mau tanya apa?”
“Sebelumnya maaf kalau pertanyaan Mbak agak terlalu personal, kalau kamu gak mau jawab juga gakpapa kok,” ucap Zathira pelan.
“Haha, gakpapa Mbak tanya aja ke saya. Selagi pertanyaannya gak aneh-aneh saya bakalan jawab,” sahut lelaki tersebut lugas.
“O-oh okay. Ini Mbak cuma mau tanya ajaaja, tadi Mbak sempet follow akun twitter kamu terus gak sengaja Mbak liat tweetan kamu gitu. Tweetan yang ini nih, ini Ara kan?” ucap puan tersebut seraya menunjukkan sebuah foto seorang perempuan yang terdapat di layar ponselnya.
“Oh iya Mbak, itu Ara, Gadara pacar saya. Kenapa? Mbak Zathi kenal sama Ara?” jawab lelaki tersebut sembari tersenyum senang usai melihat paras cantik sang kekasih di layar ponsel tersebut.
“O-oh… I-iya kenal Iz,” sahut puan tersebut terbata. Hatinya sedikit mencelos usai mengetahui fakta bahwa benar perempuan tersebut merupakan kekasih dari lelaki yang kini berasa di hadapannya. Kini ia benar-benar memahami konsep bahwa ‘dunia itu sempit‘, tidak peduli sejauh mana kakinya melangkah jika Tuhan sudah berkehendak maka semesta yang terbentang luas pun tak akan segan untuk mempertemukannya lagi dengan kenangan masa lalunya.
“Oh? Mbak Zathi siapanya Ara? Temen? Saudara? Atau keponakan?” tanya lelaki tersebut yang kini sudah memecah fokusnya sembari menatap antusias presensi puan di hadapannya.
“O-oh, g-gak… M-mbak cuma kenal aja sama Ara. Eh, by the way file yang Mbak kirim tadi udah selesai Iz?” tanya puan tersebut berusaha untuk mengalihkan topik pembicaraan tersebut yang membuatnya sedikit pening.
“B-belum Mbak, sedikit lagi. Ini saya selesaikan dulu ya,” jawab lelaki tersebut tak enak.
“Okay, gakpapa santai aja. Masih ada waktu satu jam lagi kok,”
“Siap Mbak. Saya usahain selesai hari ini,” sahut lelaki tersebut lugas.
Sementara itu, perempuan tersebut kini hanya terdiam usai percakapannya dengan lelaki di hadapannya berakhir. Kepalanya tiba-tiba terasa berat usai mengetahui beberapa fakta bahwa di masa mendatang cepat atau lambat ia akan dipertemukan kembali dengan orang-orang di masa lalunya. Jauh di dalam lubuk hatinya, ia benar-benar tak ingin lagi terlibat maupun kembali bertemu dengan kenangan suram di masa lalunya, namun sepertinya Tuhan mempunyai rencana lain untuknya sehingga kini takdir membawanya kembali bertemu dengan kenangan gelap keluarganya di masa lampau.
Leave a comment