“Abang udah tidur ya?” ucap Ghazam sembari melangkah pelan menuju ranjang di mana sang istri dan anaknya tengah berbaring. Dapat ia lihat, sang anak kini tengah tertidur pulas di samping sang istri.
“Mommy, masih marah ya?” panggil Ghazam seraya menggenggam jemari sang istri. Sementara itu, sang puan hanya diam sama sekali tak menggubris ucapan lelaki tersebut.
“Aku udah pesen sate padang buat kamu, nanti dimakan ya?” bujuk Ghazam agar sang istri luluh.
“Aku udah gak enak lagi ya?” tanya Varisha tanpa basa-basi.
“Hah? Maksudnya?”
“Service dari aku udah gak enak lagi ya gara-gara sekarang akunya udah gendutan dan jelek makanya kamu lebih seneng nempel sama perempuan lain begitu?” jawab sang puan memperjelas ucapan sebelumnya.
“Astaga, kamu bener-bener nuduh aku selingkuh?” sahut Ghazam yang mulai jengah.
“Tuh! Liat! Liat itu!” jawab Varisha yang mulai kesal.
“Liat apa?”
“Liat itu! Lobang hidung kamu langsung mekar begitu! Kamu beneran bohong kan Kak!” sahut Varisha sembari menatap tajam wajah sang suami.
“Mom? Lobang hidung aku mekar ya karena akunya nafas astagaaa… Gak ada kaitannya lobang hidung aku mekar sama kebohongan aku!” jawab Ghazam jengah. Kali ini benar-benar tak habis dengan pemikiran random sang istri dikala tengah berbadan dua. Hati dan pikiran sang puan terlalu sensitif sampai-sampai permasalahan soal lubang hidungnya pun harus diperdebatkan.
“Nyolot terus kalau dibilangin!” sahut Varisha kembali.
“Astaga, salah terus akunya. Jadi pusing, jawab ini salah, jawab itu salah,” rutuk Ghazam yang sudah mulai menyerah. Lantas ia pun, mulai berdiri dan berjalan menuju pintu kamar meninggalkan sang istri.
“Mau kemana!” ucap sang puan dengan nada yang sedikit tinggi.
“Mau ambil sate padang,”
“H-hiks, a-akunya mau sate padang!” ucap sang puan yang akhirnya tak tahan lagi untuk membendung air matanya sedari tadi.
“Astaga, Mom. Iya, nanti aku bawain sate padangnya. Jangan nangis ah, nanti diliat Abang lho,” sahut Ghazam yang kemudian berjalan kembali ke arah sang istri yang kini tengah menangis.
Cup!
“Udah ya, jangan nangis lagi kamunya,” ucap Ghazam seusai memberi kecupan di bibir sang istri.
“Y-ya,”
“Dah, aku ambil makanan dulu ke depan. Kamunya tunggu di sini,” pesan Ghazam berpamitan kepada sang istri.
“Y-ya, jangan selingkuh sama Abang gojeknya,” ucap Varisha mengingatkan sang suami.
“Mom? Seriously?” tanya Ghazam yang tak habis pikir dengan ucapan sang istri barusan.
“Aku cuma takut, Kak!” bentak Varisha yang sudah siap untuk melupakan kembali tangisannya.
“Astaga, udah jangan nangis lagi, Ca. Iya iya, akunya gak bakalan selingkuh sama abang gojeknya, kamu tenang aja,” jawab Ghazam mencoba untuk menenangkan sang istri.
“Y-ya, awas aja,”
“Hmm, ya. Aku ke depan dulu,” ucap Ghazam sembari menghela nafasnya kasar sebelum ia pergi meninggalkan sang istri di kamar tersebut.
‘Gak ngerti, Demi Tuhan gue gak ngerti sama moodnya Aca.’ ucap Ghazam di dalam hati seraya ia berjalan menuju halaman depan kediamannya.
Leave a comment