Mas Haris

Bugh!
“Jawab siapa orang yang nyuruh kamu ngebakar rumah Pak Hendri!” ucap Haris seraya menarik kerah baju lelaki yang kini sudah terkapar lemas di lantai tersebut.

Bugh!
“Jawab brengsek!” maki Haris lantang seusai ia kembali memberikan pukulan keras di bagian wajah lelaki tersebut.

“M-mas!” pekik Varisha yang kini baru saja tiba di lokasi tersebut bersama seseorang lelaki yang tak lain merupakan Mahendra sang asisten pribadi lelaki tersebut.

“Mbak Varisha, tahan. Biar Bapak aja yang nyelesaiin semuanya,” ucap Mahen seraya menahan pergelangan tangan gadis tersebut.

Bugh!
“Masih gak mau jawab? Hm? Kamu lebih memilih untuk mati ketimbang menjawab pertanyaan saya?”

Bugh!
“Kamu pikir tuan kamu masih bisa melindungi kamu kalau kamu masih tetap setia menjaga rahasia ini? Hahaha… Andrean, Andrean… Jangankan mau menyelamatkan kamu, menyelamatkan dirinya sendiri saja beliau sudah tidak mampu!” ucap Haris seraya menatap sengit lawannya tersebut.

“M-maaf P-pak,” ucap Andrean seraya bersimpuh di bawah kaki lelaki tersebut.

Tell me, siapa yang nyuruh kamu membakar rumah Pak Hendri?” tanya Haris seraya berusaha menyiapkan batinnya untuk menerima kenyataan yang sebenarnya.

“I-ibu B-berlin Pak,” jawab Andrean akhirnya mengaku.

“Brengsek!” maki Varisha yang kini sudah tidak tahan. Ia pun lantas segera memberikan pukulan ditubuh rentah lelaki yang kini sudah babak belur tersebut.

“Varisha,” panggil Haris berusaha menenangkan perempuan tersebut.

“Ken, bawa Andrean ke tempat lain,” ucap Haris memerintahkan lelaki di sebelahnya tersebut.

“Baik Pak,”

“Varisha, calm down, jangan dihabisi. Cuma dia sisa satu-satunya pelaku yang ada. Kita masih perlu kesaksian dari Andrean nanti. Kamu yang tenang dulu ya,” ucap Haris seraya memeluk erat tubuh gadis tersebut ke dalam pelukannya.

“Hiks, B-bu Berlin M-mas,” adu gadis tersebut seraya menangis terisak di dalam rengkuhan tubuh tegap lelaki tersebut.

“Iya, nanti kita urus ya. Serahin saja semuanya ke saya,” ucap Haris menenangkan gadis tersebut.

“Hen, tolong bilang ke Keanu urus dulu sementara si Andrean. Nanti kalau setelah urusan saya dan Berlin selasai, baru kita urus kasus ini lagi, ya Varisha?”

“Y-ya, Mas,” jawab Varisha setuju.

“Baik, Pak. Saya permisi ke Mas Keanu dulu,” ucap Mahendra berpamitan.

“Ayo, kita pulang juga ya. Tenangin dulu diri kamu, okay?”

“Ya,” jawab Varisha singkat.



Leave a comment

Design a site like this with WordPress.com
Get started