Cry Mommy

M-mommy…” sapa Ghazam seraya membuka pintu kamar utama kediamam rumahnya tersebut.

“Abang udah tidur ya?” tanya Ghazam usai melihat presensi sang anak yang kini tengah tertidur lelap di atas ranjang tersebut.

“T-tidur di kamar sebelah aja, g-gak usah tidur di sini,” sahut Varisha dengan suara sengau ciri khas seseorang yang habis menangis.

“Sayang? Kamu nangis?” ucap Ghazam panik seraya ia menghampiri sang istri yang nampak sedang berusaha menahan agar suara tangisannya tak terlalu kencang agar tak membangunkan sang anak.

“A-aku tuh g-gak suka kamu bohong, Kak!” adu Varisha yang sudah tidak dapat membendung lagi tangisannya.

“Sayang maaf,” ucap Ghazam yang langsung memeluk erat tubuh sang istri ke dalam pelukannya.

“K-kalau mau pergi ke mana bilang yang jelas ke aku! J-jangan ada yang ditutupin!”

“A-aku g-gak tau kali ini aku termasuk beruntung atau gak karena kali ini mergokin kamunya dateng ke studio boxing! K-kalau aku lagi sial bisa aja aku mergokin kamu lagi selingkuh atau apalah itu sama perempuan lain!” adu Varisha kesal dengan diiringi tangisannya yang tersedu-sedu.

“Varisha, kamu nuduh aku selingkuh?”

“K-kamu tuh mikir, Kak! C-cara kamu begini yang jadi bikin aku mikir kejauhan! Gak mau jujur sama pasangan sendiri! Lagian apa susahnya sih ngomong jujur kalau kamu mau latihan boxing!

“Kalau aku jujur, aku takut nanti kamunya gak bakalan ngizinin aku,” ucap Ghazam pelan.

“Ck! Sekalipun aku gak ngizinin itupun pasti ada alasannya, Kak! Aku tau kamu sepulang kantor pasti capek banget! Ini kamunya malah dilanjut lagi latihan boxing! Kamu mau nyiksa badan sendiri atau gimana!” sahut Varisha kesal.

“Sayang… Maaf,” ucap Ghazam yang kini semakin merasa bersalah usai mendengarkan penuturan dari sang istri.

“Gakpapa, akunya gakpapa. Jangan khawatir,” ucap Ghazam sembari ia mengusap punggung sang istri di dalam pelukannya.

“J-jangan kayak gitu lagi, aku gak suka Kak,” ucap Varisha pelan.

“Iya, Sayang. Aku janji, gak lagi kayak gitu,”

Cup!
“Udah ya, istirahat, tidur udah malem. Ayo, sini biar sambil aku peluk,” ucap Ghazam sembari memberi kecupan di pucuk kepala sang istri.

“Y-ya,”

“Oh ya, kotak bekalnya mana? Udah ditaro di wastafel?” tanya Varisha kepada sang suami.

‘Mati gue. Ketinggalan di kantor, shit!’ gerutu Ghazam di dalam hati.

“I-iya, Mom. Tadi udah aku taro di wastafel,” jawab Ghazam berbohong.

“Oh okay,” ucap Varisha lega sebab sang suami tidak melupakan pesannya.

“Dah tidur ya, lampunya aku matiin,” ucap Ghazam seraya mematikan lampu kamar tersebut kemudian ia pun mulai menyusul sang anak dan istrinya yang sudah terlebih dahulu mengambil tempat di ranjang tersebut.



Leave a comment

Design a site like this with WordPress.com
Get started